Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya terus menggeliat maju. Anggaran dan sumber daya terbatas tak melemahkan kinerja. Buktinya, Indeks Ke...
Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu
Raya terus menggeliat maju. Anggaran dan sumber daya terbatas tak melemahkan
kinerja. Buktinya, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan APK Indeks Pembangunan
Manusia termasuk angka melek huruf meningkat. Bahkan sejumlah program
Kemendikbud RI telah dirampungkan 100 persen. Demikian disampakan Kepala Dinas
Pendididkan Kubu Raya, Frans Randus, Jum’at (22/2). Fras menuturkan harus
disadari bahwa Kabupaten Kubu Raya baru mengelola dirinya lima tahun pasca
pemekaran dari Kabupaten Pontianak. Artinya dengan sumberdaya manusia dan
anggaran terbatas pihaknya terus membangun, memperkuat dan mewujudkan cita-cita
pemekaran itu.
Proses bertahap bukan seperti
membalikan telapak tangan, namun prose situ mengalami percepatan. “Untuk
menilai bidang pendidikan tidak bisa dilakukan dengan sekali pandang saja, namn
bandingkan apa yang sudah terbangun dan terwujud dengan ketika kita masih
bergabung dengan Kabupaten Pontiaak,”katanya.
Frans menegaskan saat ini angka
kepuasan masyarakat (IKM) bagi pendidikan di Kubu Raya sudah mencapai 74,10
persen. Ini buka data abal-abal, data tersebut berdasrkan survey menggunakan
kuisioner. Bila disamakan dengan partai poitik, IKM ini elaktibilitas. Artinya,
dengan anggaran dan sumberdaya manusia yang terbatas pihaknya bisa mendapatka
kepercayaan dan kepuasan masyarakat. “Kita bicara berdasarkan data dan fakta. Silakan
bandingkan dengan sebelum pemekaran, karena Kubu Raya baru membangun sejak
pemekaran,”katanya.
Saat ini lanjut Frans, anggak
melek huruf pada tahun 2013 sudah mencapai 97,84 persen dan angka buta aksara
tinggal 2,16 persen. Bila dikalika dengan jumlah pennduduk Kubu Raya 500.970
jiwa, mak yang tersisa 10.828 jiwa. Tahun ini akan ditargetkan berkurang 3000
jiwa sehingga sisa 7828 jiwa.
Berdasarkan itu saja, anggak buta
aksara ini juga harus dipilah berdasrkan umur. Usia 15-24 tahun tersisa 1.321
jiwa, 25-44 tahun 2.265 jiwa, 45-60 tahun 3.650 jiwa, dan di atas umur 60 tahun
3.592 jiwa. “Bisa dilihat sendiri kelompok umur yang terbesar masih buta
aksara. Sementara ini, angka APM untuk tingkat SD/MI/paket A sidah 115,71
persen, SMP/MTs/paket B 89,04 persen,SMA/MA/paket C 73,99 persen. Sementara ruang
kelas untuk SD/MI tahun 2012 ini 2.593 kelas, SMP/MTs 642 kelas dan SMA/SMK/MA
230 kelas. Sedangkan jumlah guru negeri jenjang SD sampai SMA 4.630 guru, guru
swasta 1499 guru.
Farans menambahkan angka APK untk
tingkat SD/MI/paket A, 115,71 persen, SMP/MTs/Paket B, 89,04 persen, tingkat SMA/MA/Paket C 73,99 persen. Ruang kelas
SD se Kubu Raya sebanyak 2593 unit, SMP 624 unit dan SMA 230 unit. Ppenurunan angka
putus sekolah SD, pada 2009 0,87, 2010 0,82, 2011 0,77 sedangkan tahun 2012 0,18. Penurunan agka putus sekolah
SMP tahun 2009 1,3, tahun 2010 1,27, tahun 2011 1,00 dan 2012 ,0,62. Penurunan angka
putus sekolah SMA/SMK 2009 1,49, 2010 1,45, 2011 1,21 dan 2012 0,14. “Dari
capaian angka putus sekolah, sekamin tahun jumlah anak yang putus sekolah
semakin berkurang. Apakah ini bukan kemajuan, keberhasilan? Ini gambaran 4
tahun pasca pemekaran. Begiitu juga degna angka APK.
Farans menjelaskan upaya
peningkatan kapasitas tenaga pendidik dan kependidikan sendiri di Kubu Raya
setiap tahhun semakin meningkat dimana kualifikasi guru S1/D4, pada 2009 16,00
persen, 2010 18,81 persen, 2011 38,89 persen dan 2012 66,37 persen.
“Di APBD selalu mengalokasikan
dana untuk peningkatan kualitas guru dan setiap tahun meningkat. Untuk sertifikasi,
tahun lalu quota Kubu Raya hanya 416 guru tetapi kita usahakan untukmikut uji
kompetensi mencapai 746 dan yang lulus520 guru. Artinya sudah melebihi quota.
Kubu Raya sendiri sudah mencapai 100 persen pendataan guru yang belum
sertifikasi dan ini sudah terjaring di data LPMP.
Sumber :media Lokal Pontianak Post, Sabtu 23 Februari 2013